Kamis, 10 Maret 2011

JAKARTA BERDIRI BERKAT WALI DAN KIAI

JAKARTA BERDIRI BERKAT WALI DAN KIAI


Dari Abad Kea Bad, Jakarta Mengeliat Dalam Nafas Keislaman Yang Kental. Direbut Dari Penjajah Oleh Perintah Wali,Berkembang Berkat Asuhan Para Ulama.
Dua Abad Silam, Adalah Seorang Pedagang Priuk Bernama Aki Tirem. Dia Biasa Menggelar Daganganya Di Kali Tirem Di Sebuah Tanjung. Tempat Aki Tirem Menggelar Dagangan Inilah Kemudian Disebut Tanjung Priok Setelah Bernama Tanjung Priok Setelah Bernama Bandar Kelapa Yang Di Belakang Hari Menjadi Rebutan Berbagai Bangsa. Mereka Tidak Memperebutkan Priuk Saja Tentunya, Melainkan Kekuasaan Atas Tanah Di Sekeliling Aki Tirem Berdagang, Yang Sekarang Disebut Jakarta.
Kisahnya Bermula Dari “Kerajaan” Salakanagara, Yang Di Dirikan Oleh Tuan Tanah Dan Saudara Aki Tirem Pada Abad Kedua Di Sekitar Tanjung Priok. Dua Abad Kemudian, Salamanagara Di Cplok Oleh Kerajaan Tarumanegara. Dan Belasan Abad Kemudian Tepatnya Abad Ke-14, Di Kuasai Oleh Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Ridwan Saidi Dalam Bukunya Babad Tanah Betawi, Sebelum Bandar Kelap Di Taklukan Oleh Fatahillah Pada Tahun 1526, Di Tanjungpura, Karawang , Telah Berdiri Pesantren Qurrattal A’yun Pada Tahun 1491 Di Bawah Asuhan Syekh Hasanudin Alias Syekh Quro Dari Campa, Nama Kamphucea (Kamboja) Dulu. Kala Itu Karawang Dibawah Kekuasaan Prabu Siliwangi Dari Pakuan Pajajaran.
Sejak Itu Islam Menyebar Dengan Pesat Di Beberapa Kawasan Jawa Barat, Terutama Pada Masa Kekuasaan Nusa Mulia (1535-1547) Dari Pakuan Pajajaran. Sebelumnya, Pada 1526, Sunan Gunung Jati, Seorang Wali Dan Mubalig Yang Mendirikan Kerajaan Kecil Di Cirebon, Memerintahkan Seorang Panglima, Fatahillah, Dari Gujarat, India, Memerangi Kerajaan Banten Girang, Yang Kala Itu Menguasai Bandar Kelapa – Kemudian Menjadi Sunda Kelapa.
Maka Berangkatlah Fatahillah Bersama Pasukan Yang Terdiri Dari 1520 Prajurit. Dalam Sebuah Pertempuran Sengit, Pasukan Banten Girang Pimpinan Pucung Umun  ( Yang Adalah Mertua Sunan Gunung Jati) Bisa Dikalahkan. Sejak Itu Sebagian Warga Banten Girang Yang Masing Menganut Hindu Melarikan Diri Ke Hutan Dan Mendirikan Kamunitas Badui.

Tak Lama Kemudian Datanglah Pasukan Portugis Menyerbu Sunda Kelapa. Tapi, Fatahillah Berhasil Mengusirnya, Yang Menurut Prof.Dr.Sukanto. Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia, Pada 22 Juni 1526 – Kemudian Menjadi Ulang Tahun JAKARTA.
Untuk Mensyukuru Kemenangan Itu, Fatahilah Mengganti Nama  Sunda Kelapa Menjadi Jayakarta – Berasal Dari Terjemahan Al-Quran Surah AL_FATH  Ayat 1 : Inna Fatahna Laka Fatha Mubina (Sesungguhnya Kami Telah Member Kamu Kemenangan Yang Nyata). Kebetulan Dalam Bahasa Sanskerta Jayakarta Juga Berarti “Kota Kemenangan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar